
Seruan untuk bertindak: Polusi udara pada anak usia dini
Polusi udara sangat mematikan, diperkirakan membunuh rata-rata 7 juta orang setiap tahunnya. Polusi udara juga mempengaruhi setiap organ dalam tubuh dan meningkatkan risiko banyak penyakit, termasuk stroke, penyakit jantung, diabetes, kanker, dan depresi. Bahkan pada tingkat rendah yang tidak terlihat dengan mata telanjang, polusi udara dapat menyebabkan perbedaan yang nyata pada kesehatan masyarakat. Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan anak-anak: efek dominonya menghalangi anak-anak untuk mewujudkan potensi penuh dalam hidup mereka.


Sumber: https://nurturing-care.org
Lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan mendasari Kerangka Pengasuhan, yang mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak kecil.
Anak usia dini di Asia-Pasifik menanggung beban polusi udara tertinggi
Polusi udara mempengaruhi semua orang, dari yang muda hingga yang tua, dari yang miskin hingga yang kaya. Namun anak-anak yang paling kecil mempunyai risiko khusus terkena dampak polutan karena tubuh dan otak mereka masih berkembang pesat, khususnya selama 1.000 hari pertama kehidupan.
Setiap tahun, polusi udara menyebabkan 6 juta kelahiran prematur (WHO, 2023) dan kematian lebih dari 600.000 anak di bawah usia 5 tahun (UNICEF, 2016). Hal ini juga terkait Seruan untuk dengan penyakit pernapasan pada anak-anak, kerusakan otak, dan stunting. Empat dari lima negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat polusi udara berada di Asia: Cina, India, Pakistan, dan India (SOGA 2020), dan 70% kematian terkait polusi udara terjadi di kawasan Asia-Pasifik (UNEP).
1. UNCRC General Comment 26 https://childrightsenvironment.org/about/

Penyebab perubahan iklim seringkali dimulai dari polusi udara, dan solusinya melibatkan pengurangan polusi. Emisi dari transportasi, sektor listrik, industri dan pertanian menyumbang sebagian besar emisi karbon global. Faktanya, 85% dari seluruh polusi udara global berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Beberapa polutan iklim juga merupakan polutan udara. Dikenal sebagai polutan iklim berumur pendek (SLCPs), keduanya berbahaya bagi kesehatan manusia dan berkontribusi terhadap pemanasan global. Contohnya termasuk karbon hitam, ozon di permukaan tanah, dan metana.
Perubahan iklim juga dapat memperburuk kualitas udara, dengan musim panas yang lebih panjang, kebakaran hutan, dan kekeringan yang menyebabkan peningkatan kadar debu dan polusi udara. Banyak negara yang belum memperbarui tujuan dan kebijakan iklim mereka dengan mempertimbangkan manfaat kesehatan dan ekonomi dari mitigasi polusi udara, khususnya bagi warga negara yang berusia paling muda.2

Mengapa polusi udara sangat berbahaya bagi anak usia dini?
1. Bayi menghirup lebih banyak polusi udara dibandingkan orang dewasa.

Karena tinggi badannya, balita dan anak kecil berada di zona pernapasan yang lebih dekat dengan tanah di mana banyak polutan ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Selain itu, anak-anak menghirup lebih banyak udara melalui mulut dibandingkan orang dewasa. Karena peningkatan pernapasan mulut ini, polusi menembus jauh ke dalam saluran pernapasan bagian bawah sehingga lebih mudah diserap untuk mempengaruhi organ lainnya.
2. Tubuh dan otak anak kecil masih rentan dan masih berkembang.
Dampak paling penting dari polusi udara pada anak-anak adalah pertumbuhan, perkembangan
otak dan paru-paru.
a. Perkembangan Otak. Karena ukuran partikel polusi udara yang kecil, partikel tersebut dapat dengan mudah diserap ke dalam aliran darah dan berpindah ke otak. Materi partikulat ultrahalus (lebih dari 700 kali lebih tipis dari tebal sehelai rambut manusia) menimbulkan
ancaman besar bagi anak-anak.
Materi partikulat adalah campuran kompleks bahan kimia dan elemen yang memicu proses peradangan tubuh. Jika hal ini terjadi di otak,
hal ini akan membahayakan neuron dan sel otak lainnya. Paparan polusi udara pada masa prenatal dan anak usia dini dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan pada anak usia dini dan gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, kecemasan, dan menjadi deprsei di kemudian hari. Studi juga menunjukkan menghirup udara tercemar berhubungan dengan menurunnya kemampuan kognitif, IQ yang lebih rendah dan nilai ujian yang lebih buruk pada anak-anak.3


b. Paru-paru Anak berada pada tahap perkembangan penting pada beberapa tahun pertama kehidupannya, sehingga mereka sangat rentan terhadap kerusakan akibat polusi udara. Lapisan dalam saluran pernapasan anak-anak lebih permeabel dibandingkan orang dewasa. Saluran pernapasan mereka juga lebih kecil, dan infeksi umum lebih mungkin menyebabkan penyumbatan pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak- anak yang terpapar polusi udara kronis cenderung mengalami lebih banyak masalah pernapasan di kemudian hari.


c. Stunting— anak-anak yang terlalu pendek untuk usia mereka—adalah akibat lain yang tidak dapat diubah dari paparan polusi udara. Meskipun stunting merupakan salah satu indicator yang banyak digunakan dalam perkembangan anak dengan faktor-faktor yang berkontribusi seperti malnutrisi dan sanitasi; namun peran faktor lingkungan seperti polusi udara hanya baru terungkap belakangan ini. Stunting tidak hanya menyebabkan berkurangnya perkembangan fisik tetapi juga mempunyai dampak jangka panjang terhadap anak-anak dan komunitasnya, termasuk gangguan perkembangan kognitif dan sosio-emosional serta berkurangnya peluang ekonomi. Bahkan polusi udara ekstrem yang dilami dalam jangka pendek dapat berdampak jangka panjang pada tinggi badan anak.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.


3. Anak kecil belum bisa mengendalikan lingkungannya.

4. Paparan polusi udara sejak dini menyebabkan dampak seumur hidup
Dampak polusi udara pada anak-anak mungkin baru terlihat di kemudian hari. Banyak penyakit yang disebabkan oleh polusi udara memerlukan waktu untuk muncul. Dampak kesehatan yang dialami pada masa kanak kanak, seperti kerusakan paru paru dan otak, kemungkinan besar akan berlanjut hingga masa dewasa, sehingga memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas secara umum.
Sebagian besar anak-anak yang tinggal di daerah yang sangat tercemar adalah kelompok yang paling terkena dampak faktor lingkungan dan sosial ekonomi. Polusi udara semakin memperparah kerusakan dan memperburuk kesenjangan antargenerasi. Ada efek dominonya, misalnya anak anak tidak masuk sekolah karena infeksi saluran pernafasan mempengaruhi pembelajaran dan potensi masa depan.

Enam sumber umum polusi udara di Asia-Pasifik


Adaptasi Material
Mega Indrawati (Koalisi Nasional PAUDHI)
Acknowlegements
Authors: Lynn Tang, Meenakshi Kushwaha (Vital Strategies), Peck Gee Chua (ARNEC)
Advisors: Dan Kass, Sumi Mehta (Vital Strategies), Rowan Ainslie (Save the Children), Evelyn Santiago
(ARNEC) Nicole Rodgers (Plan International), Kristy Kyungah Bang and Catherine Wilczek (UNESCO),
Thitiporn Sukaew (Ministry of Public Health, Thailand)
Key References
State State of Global Air,
2020 Danger in the Air,
UNICEF, 2017
Clean the air for children, UNICEF 2016
Global Burden of Disease, IHME, 2019
Most vulnerable to most valuable: A scoping study to put young children at the heart of climate
actions and environmental protection, ARNEC 2022
Born too soon: decade of action on preterm birth, WHO 2023